BAB IV
HUBUNGAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN AKIBAT DINAMIKA LITOSFER
A. AKTIVITAS MANUSIA DALAM
PEMANFAATAN BATUAN PENYUSUN LITOSFER
kata lithosfer berasal dari bahasa
yunani yaitu lithos artinya batuan, dan sphere artinya lapisan. Lithosfer
yaitu lapisan kerak bumi yang paling luar dan terdiri atas batuan dengan
ketebalan rata-rata 1200 km.
Bumi tersusun atas beberapa lapisan yaitu:
a.
Barisfer/ inti bumi / core yaitu lapisan inti bumi yang
merupakan bahan padat yang tersusun dari lapisan nife (niccolum=nikel dan ferum
besi) jari jari barisfer + 3.470 km dan batas luarnya kurang lebih 2900
km di bawah permukaan bumi.
Inti bumi terbagi menjadi 2 bagian yaitu
-inti bumi luar (outercore) dengan kedalaman 2900-5100 km
dan terdiri atas besi silia,sulfur dan
oksigen
- inti bumi dalam (innercore) dengan kedalaman 5100 km-6
371 km dan terdiri atas besi padat.
b.
Lapisan perantara / asthenosfer / mantel/centrosfer/calcosfer
yaitu lapisan yang terdapat di atas nife tebal 1700 km dan merupakan bahan cair
bersuhu tinggi dan berpijar dengan berat jenisnya 5 gr/cm3
c.
Lithosfer/kerak bumi /crust yaitu lapisan paling luar yang terletak di
atas lapisan antara dengan ketebalan 1200km berat jenis rata-rata 2,8 gram/cm3.
Litosfer
disebut juga kulit bumi terdiri dua bagian yaitu:
1.
Lapisan sial yaitu lapisan kulit bumi yang tersusun atas
logam silisium dan alumunium, senyawanya dalam bentuk SiO2 dan AL 2 O3.
Pada lapisan sial (silisium dan
alumunium) ini antara lain terdapat batuan sedimen, granit andesit jenis-jenis
batuan metamorf, dan batuan lain yang terdapat di daratan benua.
Lapisan sial dinamakan juga lapisan kerak bersifat padat dan batu bertebaran
rata-rata 35km.
Kerak
bumi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu:
- Kerak benua : merupakan benda padat yang
terdiri dari batuan granit di bagian atasnya dan batuan beku basalt di bagian
bawahnya. Kerak ini yang merupakan benua.
-
Kerak samudra : merupakan benda padat yang terdiri dari
endapan di laut pada bagian atas, kemudian di bawahnya batuan batuan vulkanik
dan yang paling bawah tersusun dari batuan beku gabro dan peridolit. Kerak ini
menempati dasar samudra
2.
Lapisan sima (silisium magnesium) yaitu lapisan kulit bumi
yang tersusun oleh logam logam silisium dan magnesium dalam bentuk senyawa Si
O2 dan Mg O lapisan ini mempunyai berat jenis yang lebih besar dari pada lapisan
sial karena mengandung besi dan magnesium yaitu mineral ferro magnesium dan
batuan basalt. Lapisan merupakan bahan yang bersipat elastis dan mempunyai
ketebalan rata-rata 65 km.
Enam lempeng utama yang ada di
litosfer yaitu :
1.
Lempeng Eurasia meliputi Eropa dan
Asia
2.
Lempeng Pasifik di Samudera Pasifik
3.
Lempeng Amerika di daratan Amerika
dan sebagian laut Atlantik
4.
Lempeng Antartika ,daratan dan
lautan Antartika
5.
Lempeng India-Australia,meliputi
lautan Hindia serta subkontinen India dan Australia Barat
6.
Lempeng Afrika meliputi daratan
Afrika, Barat laut Hindia dan timur laut Atlantik.
Batuan Penyusun lithosfer
Magma keluar di permukaan bumi antara lain melalui puncak gunung
berapi. Gunung berapi ada di daratan ada pula yang di lautan. Magma yang sudah
mencapai permukaan bumi akan membeku. Magma yang membeku kemudian menjadi
batuan beku. Batuan beku muka bumi selama beribu-ribu tahun lamanya dapat
hancur terurai selama terkena panas, hujan, serta aktifitas tumbuhan dan hewan.
selanjutnya hancuran batuan tersebut tersangkut oleh air, angin atau hewan ke
tempat lain untuk diendapkan. Hancuran batuan yang diendapkan disebut batuan
endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen atau beku dapat berubah bentuk
dalam waktu yang sangat lama karena adanya perubahan temperatur dan tekanan.
Batuan yang berubah bentuk disebut batuan malihan atau batuan metamorf.
Batuan penyusun litosfer :
1. Batuan Beku /igneous rock : batuan
yang terbentuk karena pendinginan magma pijar yang menjadi padat.
Klasifikasi batuan beku :
a. Batuan tubir / beku dalam/plutonik/Abysis,
contoh ; granit,diorit,gabro dan peridotit
b. Batuan beku gang / batuan korok,contoh
: granit ,forfit,diorit dan profirit
c. Batuan leleran /batuan beku luar
,contoh ; basalt,andesit dan obsidian
2. Batuan sedimen/sedimentary rock :batuan
beku yang mengalami pelapukan ,bagian –bagiannya yang lepas mudah terangkut
oleh air ,angin,es dan di endapkan di tempat lain.
Klasifikasi batuan sedimen ;
a. Berdasarkan proses terjadinya
- Sedimen klastik /mekanik contoh ; breksi,konglomerat dan pasir
- Sedimen kimiawi contoh : gips dan
batu garam
- Sedimen organik contoh ; batu bara
dan batu gamping
b. Berdasarkan tenaga pengangkutnya
- Sedimen aquatis ; di angkut oleh
air contoh batu pasir dan lumpur
- Sedimen aeolis : pengangkutnya
oleh angin ,contoh tanah loss,pasir
- Sedimen glasial : pengangkutnya
oleh es ,contoh morena ,tanah lim
- Sedimen marine : pengangkutnya
oleh air laut contoh delta
c. Berdasarkan tempat pengendapannya
- Sedimen teristis : pengendapannya
di darat contoh tanah loss, batu tuff,breksi
- Sedimen fluvial : pengendapannya
di dasar sungai ,contoh ; pasir
- Sedimen marine : pengendapannya di
dasar laut ,contoh : batu karang ,batu garam
- Sedimen limnis/palludal ;
pengendapannya di rawa,di danau. contoh gambut dan tanah lim
- Sedimen glasial : pengendapannya
di daerah es .contoh; morena
3. Batuan Malihan/metamorphic rock
(Batuan Metamorf): batuan yang mengalami perubahan bentuk karena pengaruh suhu
dan tekanan yang tinggi dalam jangka waktu yang lama.
Klasifikasi
batuan metamorf
a. Metamorf dinamo : terbentuk karena
ada tekanan litosfer yang kuat .contoh tanah gambut →batu bara
b. Metamorf kontak ; terbentuk akibat
suhu yang tinggi karena dekat dengan dapur magma .
Contoh
batu kapur → batu marmer
c. Metamorf pneumatolitik : batuan
yang terbentuk karena pengaruh panas magma dan masuknya zat kimia ke dalam
batuan .
Contoh
: batuan kuarsa + batu fluorium = batu topas
Pemanfaatan lithosfer
Lithosfer
merupakan bagian bumi yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan dan memiluki
manfaat yang sangat besar bagi kehidupan di bumi. Litosfer bagian atas
merupakan tempat hidup bagi manusia, hewan dan tanaman. Manusia melakukan
aktifitas di atas lithosfer.
Selanjutnya
lithosfer bagian bawah mengandung bahan bahan mineral yang sangat bermanfaat
bagi manusia. Bahan bahan mineral atau tambang yang berasal dari lithosfer
bagian bawah diantaranya minyak bumi dan gas, emas, batu bara, besi, nikel dan
timah.
Tenaga
pembentuk permukaan bumi
Pengaruh dari
dalam bumi berupa suatu tenaga yang sangat besar sehingga dapat membentuk muka
bumi yang beraneka ragam. Tenaga yang berasal dari dalam bumi disebut endogen. Tenaga yang berasal dari luar
bumi disebut tenaga eksogen. Tenaga
eksogen bersifat merusak bentuk bentuk permukaan bumi yang dibangun atas tenaga
endogen.
Tenaga
endogen meliputi tektonisme, vulkanisme dan seisme, sedangkan tenaga eksogen
meliputi pengikisan dan pengendapan.
Tenaga
eksogen antara lain meliputi pelapukan (weathering) dan erosi (pengikisan).
1. Gejala vulkanisme.
Vulkanisme
yaitu peristiwa yang sehubungan dengan naiknya magma dari dalam perut bumi.
Magma adalah
campuran batu-batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada
dalam perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan
banyaknya gas yang terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi
retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi.Magma dapat berbentuk gas
padat dan cair.
Aktivitas
magma meliputi :
intrusi magma
adalah
peristiwa menyusupnya magma di antara lapisan
batu-batuan, tetapi tidak mencapai permukaan bumi. Intrusi magma dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu:
a)
Intrusi datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma
menyusup diantara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan
batuan tersebut.
b)
Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi
paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi.
c)
Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang
menyusup dan membeku di sela sela lipatan (korok).
d)
Diatroma adalah lubang (pipa) diantara dapur magma dan
kepundan gunung berapi bentuknya seperti silinder memanjang .
2 Ekstrusi magma
Ekstrusi
magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga keluar Permukaan bumi dan membentuk gunung
api. Hal ini terjadi bila tekanan Gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit
bumi . Ekstrusi magma dapat di bedakan Menjadi:
a)
Erupsi linier, yaitu magma keluar melalui retakan pada
kulit bumi, berbentukKerucut gunung api.
b)
Erupsi sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang
permukaan bumi dan membentuk gunung yang letaknya tersendiri.
c)
Erupsi areal, yaitu magma yang meleleh pada permukaan bumi
karena letak Magma yang sangat dekat dengan permukaan bumi, sehingga terbentuk
kawah gunung berapi yang sangat luas
Berdasarkan
tipe letusan gunung berapi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
a) Gunungapi strato atau kerucut.
Kebanyakan gunung berapi di dunia merupakan gunung berapai
kerucut. Letusan pada gunung api kerucut termasuk letusan kecil.letusan dapat
berupa lelehan batuan yang panas dan cair. Seringnya terjadi lelehan
menyebabkan lereng gunugn berlapis lapis.Oleh karena itu, gunung api ini
disebut gunung api strato. Sebagian besar gunung berapi di sumatera, jawa, bali,
Nusa Tenggara dan Maluku termasuk gunung api kerucut.
b) Gunung api maar.
Bentuk gunung api maar seperti danau kering. Jenis gunung api
maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar tidak banyak. gunung berapi
ini terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk lubang besar pada puncak
yang di sebut kawah. Gunung api maar memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan
jawa Timur dengan kawahnya Klakah.
Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentuk perisai. Gunung api
perisai contohnya Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat. Gunung api perisai terjadi
karena magma cair keluar dengan tekanan rendah hampir tanpa letusan. Lereng
gunung yang terbantuk menjadi sangat landai.
1) Eflata (material padat) berupa
lapili, kerikil, pasir dan debu.
2) Lava dan lahar, berupa material
cair.
3) Eksalasi (gas) berupa nitrogen
belerang dan gas asam.
Ciri cirri gunung api yang akan
meletus, antara lain:
1) Suhu di sekitar gunung naik.
2) Mata air mejadi kering
3)
Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang kadang disertai
getaran (gempa)
4) Tumbuhan di sekitar gunung layu,
dan
5) Binatang di sekitar gunung
bermigrasi.
Danau vulkanik
Setelah
gunung merapi meletus atas kepundannya yang kedap air dapat menampung air dan
membetuk danau. Danau vulkanik adalah
danau yang terbentuk akibat letusan gunung yang kuat sehingga menghancurkan
bagian puncaknya, kemudian membentuk sebuah cekungan besar, cekungan menampung
air dan membentuk danau.
Contoh danau
vulkanik, antara lain: danau di pucak gunung lokon di Sulawesi Utara dan Danau
Kelimutu di Flores.
Peristiwa
vulkanik selain memberikan manfaat juga dapat menimbulkan kerugian harta benda
maupun jiwa. Keuntungan yang kita peroleh setelah vulkanisme berlangsung antara
lain:
1)
objek wisata berupa kawah (Kawah gunung bromo ), sumber
air panas yang memancar (Yellowstone di amerika serikat, dan pelabuhan ratu di
cisolok), sumber air mineral (Maribaya di jawa barat dan Baturaden di jawa
tengah)
2) Sumber energi panas bumi misalnya
di kamojang, Jawa Barat.
3) Tanah subur yang akan diperoleh
setelah beberapa tahun kemudian.
Kerugian yang
kita alami terutama adalah berupa jiwa dan harta benda, karena:
1) gempa bumi yang dapat
ditimbulkanya dapat merusak bangunan.
2) Kebakaran hutan akibat aliran lava
pijar.
3)
Tebaran abu yang sangat tebal dan meluas dapat merusak
kesehatan dan mengotori sarana yang ada.
C. PENGARUH TEKTONISME/DIATROPISME
DALAM KEHIDUPAN
Ditropisme adalah proses pembentukan kembali kulit bumi
pembentukan gunung-gunung, lembah-lembah, lipatan lipatan dan retakan retakan.
Proses pembentukan lembah kulit bumi tersebut karena adanya tenaga tektonik.
Tektonisme adalah tenaga yang
berasal dari kulit bumi yang menyebabkan perubahan lapisan permukaan bumi, baik
mendatar maupun vertikal. Tenaga tektonik adalah tenaga yang berasal dari dalam
bumi yang menyebabkan gerak naik dan turun lapisan kulit bumi. Gerak itu
meliputi gerak orogenetik dan gerak epirogenetik. (orogenesa dan epiro genesa).
Gerak orogenetik adalah gerak
yang dapat menimbulkan lipatan patahan retakan
disebabkan karena gerakan dalam bumi yang besar dan meliputi daerah yang sempit
serta berlangsung dalam waktu yang singkat.
a).
Lipatan, yaitu gerakan pada lapisan
bumi yang tidak terlalu besar dan berlangsung dalam waktu yang lama sehingga
menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut atau melipat, kerutan atau lipatan bumi
ini yang nantinya menjadi pegunungan. Punggung lipatan dinamakan aliklinal,
daerah lembah (sinklinal) yang sangat luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa
lipatan, yaitu lipatan tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan kelopak.
Bentuk-bentuk
lipatan
a. lipatan tegak d. lipatan menggantung
b. lipatan miring e. lipatan isoklin
c. lipatan rebah f. lipatan kelopak
Patahan yaitu gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung
yang dalam waktu yang sangat cepat, sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi
retak atau patah. Bagian muka bumi yang mengalami patahan seperti graben dan
horst. Horst adalah tanah naik, terjadi bila terjadi pengangkatan. Graben
adalah tanah turun, terjadi bila blok batuan mengalami penurunan.
b). Gerak epirogenetic yaitu gerak yang dapat menimbulkan
permukaan bumi seolah turun atau naik, disebabkan karena gerakan di bumi yang
lambat dan meliputi daerah yang luas gerak epirogenetik di bedakan menjadi dua,
yaitu gerak epiro genetic positif dan gerak epiro genetic negatif.
1.) Gerak epirogenetic positif adalah gerakan permukaan
bumi turun dan seolah olah permukaan air laut naik. Contoh, turunya pulau-pulau
di kawasan Indonesia timur (Kepulauan Maluku dan kepulauan Benda.
2.) Gerak epirogenetic negatif adalah gerakan permukaan
bumi seolah-olah permukaan bumi naik dan seolah olah permukaan air turun.
Contoh, naiknya dataran tinggi Colorado.
D.PENGARUH
SEISME (GEMPA BUMI) DALAM KEHIDUPAN
Seisme adalah getaran kulit bumi
yang di sebabkan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam bumi.
Macam-macam gempa bumi menurut ;
1.
Sebab terjadinya
- Gempa tektonik : di pengaruhi oleh gerak antar lempeng yang berdekatan ,saling menjauh,atau saling berpapasan.
- Gempa vulkanis : di pengaruhi oleh erupsi magma dalam bentuk erupsi kuat (ledakan) dan erusi lemah (leleran)
- Gempa guguran /runtuhan/terban: di pengaruhi oleh runtuhnya atap gua ,gedung dan longsoran lereng.
2.
Menurut intensitasnya
- Makroseisme: gempa bumi yang berintensitas besar
- Mikroseisme : gempa bumi yang berintensitas kecil
3.
Bentuk episentrum
- Gempa liner,episentrum berupa garis.
- Gempa episetral ,episentrum berupa titik
4.
Kedalaman pusat gempa ( hiposentrum)
- Gempa dangkal ,kedalaman hiposentrumnya < 100km
- Gempa intermedier ,kedalaman hiposentrumnya 100 km-300 km
- Gempa dalam ,kedalaman hiposentrumnya > 300 km
5.
Jarak episentrumnya ;
- Gempa setempat ; jarak episentrum dari pusat gempa <1000km
- Gempa jauh :jarak episentrum dari pusat gempa 1000km-10.000km
- Gempa sangat jauh : jarak episentrum dari pusat gempa >10.000 km
6.
Gelombang gempa
- Gelombang longitudinal/primer,kecepatan 7-14 km/s ,periode 5-7 detik
- Gelombang transversal/sekunder , kecepatan 4-7 km /s,periode 11-13 detik
- Gelombang panjang/di permukaan ,kecepatan 3-4 km/s,periode relatif lama
JE ={(S-P)-1}X 1000 Km
JE= Jarak episentrum
P= Gelombang Primer
S= Gelombang Sekunder
Tenaga
eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak berupa
air, gletser maupun sinar matahari.
Pengrusakan
bentuk muka bumi oleh tenaga eksogen berupa pelapukan, pengikisan (erosi) dan
pengendapan.
1. Pelapukan
Pelapukan
adalah proses pegrusakan atau penghancuran kulit bumi oleh tenaga eksogen.
Pelapukan di daerah daerah berbeda beda tergantung unsur unsur dari daerah
tersebut. Misalnya di daerah tropis yang pengaruh suhu dan air sangat dominan,
tebal pelapukan dapat mencapai seratus meter, sedangkan daerah sub tropis
pelapukannya hanya beberapa meter saja.
Menurut proses terjadinya
pelapukan dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:
a. Pelapukan fisik dan mekanik.
Pada proses
ini batuan akan mengalami perubahan fisik baik bentuk maupun ukuranya.
Batuan yang besar menjadi kecil dan yang kecil menjadi halus.
Pelapukan ini di sebut juga pelapukan mekanik sebab prosesnya berlangsung secara
mekanik.
Penyebab terjadinya pelapukan
mekanik yaitu:
1. Adanya perbedaan temperatur yang
tinggi.
Peristiwa ini terutama terjadi di daerah yang beriklim
kontinental atau beriklim Gurun di daerah gurun temperatur pada siang hari
dapat mencapai 50 Celcius. Pada siang hari bersuhu tinggi atau panas. Batuan
menjadi mengembang, pada malam hari saat udara menjadi dingin, batuan mengerut.
Apabila hal itu terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan batuan pecah
atau retak-retak.
2. Adapun pembekuan air di dalam
batuan
Jika air membeku maka volumenya akan mengembang. Pengembangan
ini menimbulkan tekanan, karena tekanan ini batu-batuan menjadi rusak atau
pecah pecah. Pelapukan ini terjadi di daerah yang beriklim sedang dengan
pembekuan hebat.
3. Berubahnya air garam menjadi
kristal.
Jika air tanah mengandung garam, maka pada siang hari airnya
menguapdan garam akan mengkristal. Kristal garam garam ini tajam sekali dan
dapat merusak batuan pegunungan di sekitarnya, terutama batuan karang di daerah
pantai.
b. Pelapukan organik
Penyebabnya
adalah proses organisme yaitu binatang tumbuhan dan manusia, binatang yang
dapat melakukan pelapukan antara lain cacing tanah, serangga.
Dibatu-batu
karang daerah pantai sering terdapat lubang-lubang yang dibuat oleh binatang.
c. Pelapukan kimiawi
Pada
pelapukan ini batu batuan mengalami perubahan kimiawi yang umumnya berupa
pengelupasan. Pelapukan kimiawi tampak jelas terjadi pada pegunungan kapur
(Karst). Pelapukan ini berlangsung dengan batuan air dan suhu yang tinggi. Air
yang banyak mengandung CO2 (Zat asam arang) dapat dengan mudah melarutkan batu kapur
(CACO2). Peristiwa ini merupakan pelarutan dan dapat menimbulkan
gejala karst.
Gejala atau bentuk - bentuk alam
yang terjadi di daerah karst diantaranya:
a. Dolina
Dolina adalah lubang lubang yang berbanuk corong. Dolina dapat
terjadi karena erosi (pelarutan) atau karena runtuhan. Dolina terdapat hampir
di semua bagian pegununga kapur di jawa bagian selatan, yaitu di pegunungan
seribu.
b. Gua dan sungai di dalam Tanah
Di dalam tanah kapur mula-mula terdapat celah atau retakan.
Retakan akan semakin besar dan membentuk gua-gua atau lubang-lubang, karena
pengaruh larutan.Jika lubang-lubang itu berhubungan, akan terbentuklah
sungai-sungai di dalam tanah.
c.
Stalaktit adalah kerucut kerucut kapur yang
bergantungan pada atap gua. Terbentuk dari kapur yang tebal akibat udara masuk
dalam gua. Stalakmit adalah kerucut-kerucut kapur yang berdiri pada dasar gua.
Contohnnya stalaktit dan stalakmit di Gua tabunan dan gua Gong di Pacitan, jawa
Timur serta Gua jatijajar di Kebumen, Jawa Tengah.
a. Lembah
Contoh lembah
aria, Ngarai sianak serta Grand di Amerika Serikat.
b. Jurang
c.
Aliran deras
.
3. Pengikisan (erosi) oleh air laut
Tanjung
adalah daratan yang menjorok ke laut, sedang teluk adalah laut yang menjorok ke
arah daratan.
1. Erosi oleh es/gletser
Erosi
oleh gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gletser (lapisan es) di
daerah pegunungan. Pengikisan ini terjadi di daerah yang memiliki empat musim.
Pada saat musim semi, terjadi erosi oleh gletser yang meluncur menuruni lembah.
Akkibatnya lereng menjadi lebih terjal. Contoh bentang alam yang terjadi akibat
erosi gletser adalah pantai fyord, yaitu pantai dengan dinding yang berkelok
kelok.
2. Erosi oleh angin
Pengikisan
oleh angin banyak terjadi di daerah gurun atau di daerah yang beriklim kering.
Jika angin dan pasir mengikis batu batuan yang dilaluinya maka akan membentuk
batu cendawan di gunung pasir. Contohnya, Tanah Loss di cina Utara (Gurun Gobi)
yang memiliki tebal 600 m.
Sedimentasi
adalah terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh Air, angin
atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan. Semua batuan hasil
pelapukan dan pengikisan yang diendapkan lama kelamaan akan menjadi batuan
sedimen..
1) Pengendapan oleh air
Batuan hasil
pengendapan oleh air disebut sedimen akuatis. Bentang alam hasil pengendapan
oleh air, antara lain meander, dataran banjir, tanggul alam dan delta.
a) Meander
Meander
merupakan sungai yang berkelok - kelok yang terbentuk karena adanya
pengendapan. Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian
hulu.Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil.
Akibatnya sungai mulai menghindari penghalang dan mencari rute yang paling
mudah dilewati. Sementara, pada bagian hulu belum terjadi pengendapan.
Pada saat aliran air mendekati muara, seperti danau atau laut
maka kecepatan aliranya menjadi lambat. Akibatnya, terkadi pengendapan sedimen
oleh air sungai. Pasir akan diendapkan sedangkan tanah liat dan Lumpur akan
tetap terangkut oleh aliran air. Setelah sekian lama , akan terbentuk lapisan -
lapisan sedimen. Akhirnya lapian lapisan sedimen membentuk dataran yang luas
pada bagian sungai yang mendekati muaranya dan membentuk delta.
Contoh
bentang alam ini adalah delta Sungai Musi, Kapuas, dan Kali Brantas.
c. Dataran banjir dan tanggul alam
Apabila
terjadi hujan lebat, volume air meningkat secara cepat. Akibatnya terjadi banjir
dan meluapnya air hingga ke tepi sungai. Pada saat air surut, bahan bahan yang
terbawa oleh air sungai akan terendapkan di tepi sungai. Akibatnya, terbentuk
suatu Dataran di tepi sungai. Timbulnya material yang tidak halus (kasar)
terdapat pada tepi sungai. Akibatnya tepi sungai lebih tinggi dibandingkan
dataran banjir yang terbentuk. Bentang alam itu disebut tanggul alam.
2) Pengendapan oleh Air Laut
Batuan
hasil pengendapan oleh air laut disebut sedimen marine. Pengendapan oleh air
laut dikarenakan adanya gelombang. Bentang alam hasil pengendapan oleh air
laut, Antara lain pesisir, spit, tombolo, dan penghalang pantai.
Apabila di
sekitar spit terdapat pulam, biasanya spit akhirnya tersambung dengan daratan,
sehingga membentuk tombolo.
Sedimen
hasil pengendapan oleh angin disebut sedimen aeolis. Bentang alam hasil pengendapan
oleh angin dapat berupa gumuk pasir (sand dune). Gumuk pantai dapat terjadi di
daerah pantai maupun gurun. Gumuk pasir terjadi bila terjadi akumulasi pasir
yang cukup banyak dan tiupan angin yang kuat. Angin mengangkut dan mengedapkan
Pasir di suatu
tempat secara bertahap sehingga terbentuk timbunan pasir yang disebut gumuk
pasir.
4) Pengendapan oleh gletser.
Ssedimen
hasil pengendapan oleh gletser disebut sedimen glacial. Bentang alam hasil
Pengendapan oleh gletser adalah bentuk lembah yang semula berbentuk V menjadi
U. Pada saat musim semi tiba, terjadi pengikisan oleh gletser yang meluncur
menuruni lembah. Batuan atau tanah hasil pengikisan juga menuruni lereng dan
mengendap di lemah. Akibatnya, lembah yang semula berbentuk V menjadi berbentuk
U.
F.PEMBENTUKAN TANAH DAN PEMANFAATANNYA
Pedosfer
atau tanah adalah lapisan kulit bumi yang tipis terletak di bagian paling atas permukaan bumi. Lalu apa bedanya tanah dengan lahan? Selama ini orang awam beranggapan tanah sama pengertiannya dengan lahan. Padahal menurut konsep Geografi tanah dengan lahan memiliki perbedaan yang mendasar.
Tanah dalam Bahasa Inggris disebut soil, menurut Dokuchaev: tanah adalah
suatu benda fisis yang berdimensi
tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam
yang merupakan bagian paling
atas dari kulit bumi.
Faktor-faktor Pembentuk Tanah
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, antara lain iklim, organisme, bahan induk, topografi, dan waktu. Faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut:
T = f (i, o, b, t, w)
Faktor-faktor pembentuk tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Iklim
Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu suhu dan curah hujan.
a. Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
b. Curah
hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian
tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan
tanah menjadi asam (pH tanah
menjadi rendah).
2. Organisme (Vegetasi,
Jasad renik/mikroorganisme)
Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
a. Membuat proses pelapukan
baik pelapukan organik maupun pelapukan
kimiawi.
Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup
(hewan dan tumbuhan), sedangkan
pelapukan
kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia
seperti batu kapur larut oleh
air.
b. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di
permukaan tanah. Daun dan ranting
itu akan membusuk dengan bantuan
jasad renik/mikroorganisme yang ada
di dalam
tanah.
c. Pengaruh
jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di
daerah beriklim
sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan
dapat membentuk tanah. Vegetasi
hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna
merah, sedangkan vegetasi
rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal
dari akar-akar dan sisa-sisa
rumput.
d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh
terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsur-
unsur kimia seperti
Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di
bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di
bawah pohon jati.
3. Bahan Induk
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen
(endapan), dan batuan metamorf.
Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi
tanah.
4. Topografi/Relief
Keadaan relief
suatu daerah akan mempengaruhi:
a. Tebal atau tipisnya lapisan
tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.
b. Sistem drainase/pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.
5. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian
yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami
pelapukan
sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa.
Jenis tanah yang terdapat di Indonesia bermacam-macam, antara lain:
1. Organosol atau Tanah Gambut atau Tanah Organik
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau rumput rawa, dengan ciri dan sifat: tidak terjadi deferensiasi horizon secara jelas, ketebalan lebih dari 0.5 meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organik lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur
pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0), kandungan
unsur hara rendah.
Berdasarkan penyebaran topografinya, tanah gambut dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. gambut ombrogen: terletak di dataran pantai berawa, mempunyai ketebalan
0.5 – 16 meter, terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hampir selalu tergenang air, bersifat sangat asam. Contoh penyebarannya di daerah
dataran pantai Sumatra, Kalimantan dan Irian Jaya (Papua);
b. gambut
topogen: terbentuk di daerah cekungan
(depresi) antara rawa-rawa di daerah dataran
rendah dengan di pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan
rawa, ketebalan 0.5 – 6 meter, bersifat agak asam, kandungan unsur hara
relatif lebih tinggi. Contoh penyebarannya di Rawa Pening (Jawa Tengah),
Rawa Lakbok (Ciamis,
Jawa Barat), dan Segara Anakan
(Cilacap, Jawa Tengah); dan
c. gambut pegunungan: terbentuk di daerah topografi pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan
yang hidupnya di daerah sedang (vegetasi spagnum). Contoh
penyebarannya di Dataran Tinggi
Dieng.
Berdasarkan susunan kimianya tanah gambut
dibedakan menjadi:
a. gambut eutrop, bersifat agak asam, kandungan O2 serta unsur haranya lebih tinggi;
b. gambut oligotrop, sangat asam, miskin O2 , miskin unsur hara, biasanya selalu tergenang air; dan
c. mesotrop, peralihan antara eutrop dan oligotrop.
2. Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur , konsistensi
dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, kesuburan
sedang hingga tinggi.
Penyebarannya di daerah dataran
aluvial sungai, dataran
aluvial pantai dan daerah cekungan (depresi).
3. Regosol
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami diferensiasi horizon, tekstur pasir, struktur berbukit tunggal, konsistensi lepas-lepas, pH umumnya netral, kesuburan sedang, berasal dari bahan induk material vulkanik piroklastis atau pasir pantai. Penyebarannya di daerah lereng vulkanik muda dan di daerah beting pantai dan gumuk-gumuk pasir pantai.
4. Litosol
Tanah mineral tanpa atau sedikit perkembangan profil, batuan induknya batuan beku atau batuan sedimen keras, kedalaman tanah dangkal (< 30 cm) bahkan kadang-kadang merupakan
singkapan
batuan induk (outerop). Tekstur tanah beranekaragam, dan pada umumnya berpasir, umumnya tidak berstruktur, terdapat kandungan
batu, kerikil dan kesuburannya bervariasi.
Tanah litosol dapat dijumpai pada segala iklim, umumnya di topografi berbukit, pegunungan, lereng miring
sampai curam.
5. Latosol
Jenis tanah ini telah berkembang
atau terjadi diferensiasi horizon, kedalaman dalam, tekstur
lempung, struktur remah
hingga gumpal, konsistensi gembur hingga agak teguh,
warna coklat merah hingga kuning.
Penyebarannya di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 – 1000
meter, batuan induk dari tuf, material vulkanik, breksi batuan beku intrusi.
6. Grumosol
Tanah mineral yang mempunyai perkembangan profil, agak tebal, tekstur lempung berat, struktur
kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal hingga pejal di lapisan
bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila kering sangat keras dan tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa, dan kapasitas
absorpsi tinggi, permeabilitas
lambat dan peka erosi. Jenis ini berasal dari batu kapur, mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik bersifat basa.
Penyebarannya di daerah iklim sub humid atau sub arid, curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.
7. Podsolik Merah Kuning
Tanah mineral telah berkembang, solum (kedalaman) dalam, tekstur lempung hingga berpasir,
struktur gumpal, konsistensi lekat, bersifat agak asam (pH kurang
dari 5.5), kesuburan rendah hingga sedang, warna merah hingga kuning, kejenuhan basa rendah, peka erosi. Tanah ini berasal dari batuan pasir kuarsa,
tuf vulkanik, bersifat asam. Tersebar di daerah beriklim basah tanpa bulan kering,
curah hujan lebih dari 2500
mm/tahun.
8. Podsol
Jenis tanah ini telah mengalami
perkembangan
profil, susunan horizon terdiri dari horizon albic (A2) dan spodic (B2H) yang jelas, tekstur lempung hingga pasir, struktur gumpal, konsistensi lekat, kandungan pasir kuarsanya tinggi, sangat masam, kesuburan rendah, kapasitas pertukaran kation sangat rendah, peka terhadap erosi, batuan induk batuan pasir dengan kandungan kuarsanya tinggi, batuan lempung dan tuf vulkan
masam.
Penyebaran
di daerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 2000 mm/tahun tanpa bulan kering, topografi pegunungan. Daerahnya Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Irian Jaya (Papua).
9. Andosol
Jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur
remah, konsistensi gembur
dan bersifat licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam, kejenuhan
basa tinggi dan daya absorpsi
sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang
dan peka terhadap erosi. Tanah ini berasal dari batuan induk abu atau tuf vulkanik.
10. Mediteran
Merah – Kuning
Tanah mempunyai perkembangan profil, solum sedang hingga dangkal, warna coklat hingga merah, mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan lekat bila basah, pH netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorpsi sedang, permeabilitas sedang dan peka erosi, berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanis
bersifat basa. Penyebaran
di daerah beriklim sub humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun,
di daerah pegunungan lipatan, topografi
Karst dan lereng vulkan ketinggian di bawah 400 m. Khusus tanah mediteran
merah – kuning di daerah topografi
Karst disebut terra rossa.
11. Hodmorf Kelabu (gleisol)
Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal, yaitu topografi merupakan dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang
air, solum tanah sedang, warna kelabu hingga kekuningan, tekstur geluh hingga
lempung, struktur
berlumpur hingga masif, konsistensi lekat, bersifat asam (pH
4.5 – 6.0), kandungan
bahan organik. Ciri khas tanah ini adanya lapisan glei kontinu yang berwarna kelabu pucat pada kedalaman kurang dari 0.5 meter
akibat dari profil tanah
selalu jenuh air.
Penyebaran di daerah beriklim humid hingga sub humid,
curah hujan lebih dari
2000 mm/tahun.
12. Tanah sawah (paddy soil)
Tanah sawah ini diartikan tanah yang karena sudah lama (ratusan tahun) dipersawahkan memperlihatkan perkembangan profil khas, yang menyimpang
dari tanah aslinya.
Penyimpangan antara lain berupa terbentuknya lapisan bajak
yang hampir kedap air disebut
padas olah, sedalam 10 – 15 cm dari muka tanah dan setebal
2 – 5 cm. Di bawah lapisan bajak tersebut umumnya terdapat lapisan
mangan dan besi, tebalnya bervariasi antara lain tergantung dari permeabilitas
tanah. Lapisan tersebut dapat merupakan lapisan padas yang tak tembus
perakaran, terutama bagi tanaman semusim. Lapisan bajak tersebut nampak
jelas pada tanah latosol, mediteran dan regosol, samara-samar pada tanah aluvial
dan grumosol.
Penyebab Kerusakan Tanah
Kerusakan tanah dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain sebagai berikut:
a. Perusakan hutan
b. Proses kimiawi air hujan
c. Proses mekanis air hujan
d. Tanah longsor
e. Erosi
oleh air hujan
f. Kehilangan unsur hara dan bahan organik dari daerah perakaran.
g. Terkumpulnya garam di daerah
perakaran (salinisasi).
h. Penjenuhan
tanah oleh air (waterlogging) dan erosi.
Dampak Kerusakan Tanah terhadap Kehidupan
a. Kerusakan
di tempat
terjadinya erosi
Kerusakan tanah di tempat terjadinya
erosi terutama akibat hilangnya sebagian tanah dari tempat tersebut karena erosi. Hilangnya sebagian tanah
ini mengakibatkan hal-hal berikut:
1) penurunan produktifitas tanah;
2) kehilangan unsur hara yang
diperlukan tanaman;
3) kualitas tanaman menurun;
4) laju infiltrasi dan kemampuan
tanah menahan air berkurang;
5) struktur tanah menjadi rusak;
6) lebih banyak tenaga diperlukan
untuk mengolah tanah;
7) erosi gully dan tebing (longsor)
menyebabkan
lahan terbagi-bagi dan mengurangi luas lahan yang dapat
ditanami; dan
8) pendapatan petani berkurang.
b. Kerusakan
di tempat
penerima hasil erosi
Erosi dapat juga menyebabkan kerusakan-kerusakan di tempat penerima hasil erosi. Erosi memindahkan tanah berikut senyawa-senyawa kimia yang ada di dalamnya seperti unsur-unsur hara tanaman (N,P, bahan organik dan sebagainya) atau sisa-sisa pestisida dan herbisida (DDT, Endrin dan lain-
lain).
Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached) dan kemudian tanah tersebut dipindahkan
ke tempat lain oleh kekuatan air, angina, gletser atau gravitasi. Di Indonesia erosi yang terpenting
adalah disebabkan oleh air.
Jenis-jenis Erosi oleh Air
1 Pelarutan
Tanah kapur mudah dilarutkan air sehingga di daerah kapur sering ditemukan sungai-sungai di bawah
tanah.
2. Erosi
percikan (splash erosion)
Curah hujan yang jatuh langsung ke tanah dapat melemparkan butir-butir tanah sampai setinggi 1 meter ke udara. Di daerah yang berlereng, tanah yang terlempar tersebut umumnya jatuh
ke lereng
di bawahnya.
3. Erosi lembar (sheet erosion)
Pemindahan
tanah terjadi lembar demi lembar (lapis demi lapis) mulai dari lapisan yang paling atas. Erosi ini sepintas lalu tidak terlihat, karena kehilangan lapisan- lapisan tanah seragam, tetapi dapat berbahaya karena pada suatu saat seluruh top soil akan habis.
4. Erosi
alur (rill erosion)
Dimulai dengan genangan-genangan kecil setempat-setempat di suatu lereng, maka
bila air dalam genangan itu mengalir, terbentuklah
alur-alur
bekas aliran air tersebut. Alur-alur itu mudah
dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.
5. Erosi
gully (gully erosion)
Erosi ini merupakan lanjutan dari erosi alur tersebut di atas. Karena alur yang terus menerus digerus oleh aliran air terutama di daerah-daerah yang banyak hujan, maka alur-alur tersebut menjadi dalam dan lebar dengan aliran air yang
lebih kuat. Alur-alur
tersebut tidak dapat hilang dengan pengolahan tanah biasa.
6. Erosi parit (channel erosion)
Parit-parit yang besar sering masih terus mengalir lama setelah hujan berhenti. Aliran air dalam parit ini dapat mengikis dasar parit atau dinding-dinding tebing parit di bawah permukaan
air, sehingga tebing diatasnya dapat runtuh ke dasar
parit. Adanya gejala meander dari alirannya
dapat meningkatkan pengikisan
tebing di tempat-tempat tertentu.
7. Longsor
Tanah longsor terjadi karena gaya gravitasi. Biasanya karena tanah di bagian
bawah tanah terdapat lapisan yang licin dan kedap air (sukar ketembus air) seperti batuan liat. Dalam musim hujan tanah diatasnya menjadi jenuh air sehingga berat, dan bergeser ke bawah melalui lapisan yang licin tersebut sebagai
tanah longsor.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Erosi
Beberapa faktor
yang mempengaruhi besarnya erosi air
adalah :
1. Curah
hujan
Sifat-sifat yang perlu diketahui adalah:
- Intensitas hujan: menunjukkan banyaknya curah hujan
persatuan waktu. Biasanya dinyatakan dalam mm/jam atau cm/jam.
- Jumlah hujan: menunjukkan banyaknya air hujan selama terjadi hujan, se- lama
satu bulan atau selama satu
tahun dan sebagainya.
- Distribusi hujan: menunjukkan penyebaran waktu terjadinya hujan.
2. Sifat-sifat tanah
Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap erosi adalah:
- Tekstur tanah: tanah dengan tekstur kasar seperti pasir adalah tahan terhadap
erosi, karena butir-butir yang besar (kasar) tersebut memerlukan lebih banyak
tenaga untuk mengangkut. Tekstur halus seperti liat, tahan terhadap erosi karena daya rekat yang kuat sehingga
gumpalannya sukar dihancurkan. Tekstur tanah yang paling peka terhadap
erosi adalah debu dan pasir sangat
halus. Oleh karena itu makin tinggi kandungan debu dalam tanah, maka tanah
menjadi makin peka
terhadap erosi.
- Bentuk dan kemantapan
stuktur tanah
Bentuk struktur tanah yang membulat (granuler, remah, gumpal membulat) menghasilkan tanah dengan daya serap tinggi sehingga air mudah meresap ke
dalam tanah, dan aliran permukaan
menjadi kecil, sehingga erosi juga kecil. Struktur tanah yang mantap tidak akan mudah hancur oleh pukulan-
pukulan air hujan, akan tahan terhadap erosi. Sebaliknya struktur tanah yang tidak mantap, sangat mudah oleh pukulan air hujan, menjadi butir-butir halus sehingga menutup pori-pori tanah. Akibatnya air infiltrasi terhambat dan aliran permukaan meningkat yang
berarti erosi juga akan meningkat.
- Daya infiltrasi
tanah
Apabila daya infiltrasi tanah besar, berarti air mudah meresap ke dalam tanah, sehingga
aliran permukaan kecil dan erosi juga kecil.
- Kandungan bahan organik
Kandungan bahan organik menentukan kepekaan tanah terhadap erosi karena bahan organik mempengaruhi kemantapan struktur tanah. Tanah yang mantap tahan terhadap erosi.
3. Lereng
Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau semakin panjang. Apabila lereng makin curam maka kecepatan aliran permukaan meningkat sehingga kekuatan mengangkut meningkat pula. Lereng yang semakin panjang
menyebabkan volume air yang mengalir menjadi semakin besar.
4. Vegetasi (tumbuhan)
Pengaruh vegetasi terhadap erosi adalah:
- Menghalangi air hujan agar tidak jatuh langsung di permukaan tanah, sehingga
kekuatan untuk menghancurkan tanah dapat dikurangi.
- Menghambat aliran permukaan dan memperbanyak
air infiltrasi.
- Penyerapan air kedalam tanah diperkuat oleh transpirasi (penguapan) melalui
vegetasi.
5. Manusia
Kepekaan tanah terhadap erosi dapat diubah oleh manusia menjadi lebih baik atau
buruk. Pembuatan teras-teras pada tanah berlereng
curam merupakan pengaruh
baik manusia, karena dapat mengurangi erosi. Sebaliknya
penggundulan hutan di daerah pegunungan merupakan pengaruh yang jelek
karena dapat menyebabkan erosi dan banjir.
Metode Pengawetan Tanah
Metode pengawet
tanah pada umumnya dilakukan untuk:
1. Melindungi tanah dari curahan
langsung air hujan.
2. Meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.
3. Mengurangi run off (aliran air di permukaan
tanah).
4. Meningkatkan stabilitas agregat tanah
Beberapa metode
pengawetan tanah dibagi menjadi tiga
yaitu:
1. Metode Vegetatif
Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode
vegetatif antara lain:
a. Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanaman tahunan seperti akasia,
angsana, flamboyant. Fungsinya untuk mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu/
kotoran di udara lapisan
bawah.
b. Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil kayunya.
c. Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanami lahan searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan
dengan kemiringan 3 – 8%
d. Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahan
dengan tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya untuk
menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat
erosi dan memperkaya bahan organik
tanah.
e. Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan pe- nanaman
berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman
berbaris tegak lurus terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah
yang hampir datar jarak tanaman diperbesar, pada kemiringan lebih dari 8%
jarak tanaman dirapatkan. Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan
mempertahankan kesuburan
tanah.
f. Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara
bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan
musim. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tidak berkurang.
2. Metode Mekanik/Teknik
Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off),
menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak.
Beberapa cara yang
umum dilakukan pada metode mekanik
antara lain:
a. Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air, dan memperbesar resapan air.
b. Pembuatan
tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatan
tanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya
agar air hujan dapat tertampung
dan meresap ke dalam
tanah. Pada tanggul dapat ditanami
palawija.
c. Pembuatan
teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras (tangga-tangga)
pada lahan miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk
memperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air dan mengurangi
erosi.
d. Pembuatan
saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong
lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air
sampai ke sungai.
Metode pengawetan tanah akan sangat efektif apabila metode mekanik dikombinasikan
dengan metode vegetatif misalnya terrassering dan buffering.
3. Metode Kimia
Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan, sehingga
air infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (run off) tetap kecil.
LATIHAN SOAL
I. Jawablah
soal berikutdengan memberikan tanda silang pada jawaban yang benar a, b, c, d,
atau e pada lembar jawab.
1.
Perhatikan tenaga geologi di bawah ini :
1)
tektonik
2)
sedimentasi
3)
erosi
4)
vulkanisme
5)
pelapukan
6)
seisme
7)
masswasting
8)
abrasi
yang
termasuk tenaga eksogen adalah….
a.
1, 2, 3, 4, dan 5
b.
1, 2, 3, 4, dan 6
c.
1, 3, 4, 6, dan 8
d.
2, 3, 5, 6, dan 7
e. 2, 3, 5, 7, dan 8
2.
Lapisan bumi yang berupa bahan air yang
bersuhu tinggi dan berpijar di atas nife adalah…
a. Lapisan
silicium aluminium
b. Lapisan
silicium magnesium
c. Lapisan
litosfer
d. Lapisan
barisfer
e.
Lapisan
astenosfer
3.
Zona lempeng dimana dua lempeng saling
mendekat disebut …
a.
Divergen
b.
Patahan
c. Konvergen
d.
Lipatan
e.
sesar
4.
Faktor utama yang
menyebabkan wilayah Pulau Jawa bagian selatan sering terjadi gempa bumi
tektonik adalah....
a.
banyaknya gunung
api di Pulau Jawa bagian selatan
b.
pertemuan tiga lempeng
tektonik eurasia, indo-australia, dan pasifik di Pulau Jawa
bagian selatan
c.
pertemua dua
lempeng tektonik eurasia,dan pasifik di Pulau Jawa bagian selatan
d.
pertemuan dua
lempeng indo-australia dan eurasia di Samudra Hindia
e.
pertemuan tiga lempeng tektonik eurasia,
indo-australia, dan pasifik di Samudra Hindia
5.
Bagian
yang ditunjuk arah panah adalah....
a.
sinklinal
b.
antiklinal
c.
isoklinal
d.
slenk
e.
horst
6.
Gempa
di Kepulauan Mentawai tercatat di seismograf di stasiun gempa Padang pada pukul
10.59’.32’’ terjadi gelombang longitudinal, dan gelombang
transversal tercatat 11.02’.56”,maka jarak episentrum gempa dari
pada adalah...
a. 2.240 km
b.
2.
400 km
c.
3.240
km
d.
3.400
km
e.
4.
240 km
7.
Bila seseorang
berada di dalam ruangan bergedung, kemudian terjadi gempa. Upaya yang harus
dilakukan oleh orang tersebut adalah....
a.
pegangan jendela
b.
berlindung di bawah meja atau benda yang kuat
c.
memakai escalator
biar cepat keluar gedung
d.
berteriak minta
tolong
e.
melompat minta
pertolongan
8.
Gerakan ini
termasuk gerak tektonik. Gerakannya relatif lambat dalam wilayah yang luas dan
terjadi pada waktu yang relatif lama. Akibat gerakan ini seolah-olah permukaan
air laut semakin tinggi. Gerakan ini disebut...
a.
orogenetik
b.
dislokasi
c.
seisme
d.
epirogenetik
negatif
e. epirogenetik positif
9.
Batuan yang terjadi karena proses
pengendapan di sebut batuan…
a. sediment
b.
beku
c.
korok
d.
beku dalam
e.
beku luar
10.
Contoh yang batuan
metamorf adalah...
a.
granit, marmer, dan
diorit
b.
konglomerat,
basalt, dan diorit
c.
marmer, batu sabak, dan kuarsit
d.
konglomerat, marmer,
dan breksi
e.
batu pasir, marmer,
loss
11. Terjadinya
lahar dingin disebabkan oleh peristiwa ...
a.
bercampurnya
air hujan dan efflata dan effusive vulkanisme
b. bercampurnya
air hujan dan ekshalasi vulkanisme
c. curah
hujan yang tinggi di puncak gunung berapi
d. aktivitas
vulkanik yang terus-menerus
e. meletusnya
gunung berapi secara eksplosif maupun efusit
12. Endapan lumpur, pasir, dan kerikil hasil sedimentasi yang
terbentuk di muara sungai, disebut ...
a. tombolo
b.
delta
c. morena
d. spit dan bar
e. meander
13. Lapisan
tanah yang paling atas dan bewarna gelap serta banyak di tumbuhi tumbuhan yang
berakar pendek adalah …
a. Sub
soil
b.
topsoil
c. soil
d. regolith
e.
bedrock
a.
altocumulus
b.
cirrus
14. Jenis
tanah muda bertekstur pasir dan ber Ph netral serta persebarannya di daerah
gumuk pasir pantai merupakan tanah …
a. regosol
b.
latosol
c.
grumusol
d.
laterit
e.
vulkanik
15. Perbandingan
antara banyaknya fraksi atau butiran tanah
di sebut..
a. Struktur
tanah
b. Warna
tanah
c.
Tekstur
tanah
d. Lengas
tanah
e. Konsistensi
tanah
16. Yang
bukan penyebab kerusakan tanah adalah …
a.
erosi
b.
perusakan hutan
c. reboisasi
d.
salinisasi
e.
waterlogging
17. Perhatikan
pernyataan dibawah ini
1)
reboisasi
2)
strip croping
3)
buffering
4)
contour village
5) tera
siring
6) drainase
Pernyataan
tersebut yang merupakan metode konservasi tanah secara vegetatif adalah….
a. 1, 2, 3
b.
1, 2, 4
c.
2, 4, 5
d.
2, 4, 6
e.
4, 5, 6
18. Ilmu yang mempelajari tentang tanah adalah... ...
a. edafik
b.
pedologi
c. geologi
d. troposfera
e. eksosfer
19. Yang bukan Contoh aktivitas manusia
yang mengakibatkan kerusakan hutan adalah …
a. Gempa bumi
b.
ilegalloging
c.
penebangan hutan
d.
membuang sampah
sembarangan
e.
kebakaran hutan
20. Topografi karst di tandai dengan ...
a.
stalagtit
b. bukit kecil
c. doline
d. tanah subur
e. uvala
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut
dengan singkat dan tepat!
1.
Jelaskan perbedaan lahan dengan tanah!
2.
Sebutkan faktor-faktor pembentuk tanah!
3. Jelaskan ciri perbedaan tanah muda dengan tanah tua!
4.
Jelaskan apa yang Anda ketahui
tentang tanah gambut?
5.
Apakah bedanya tanah gambut ombrogen dengan gambut topogen menurut topografinya?
6. Jelaskan tanah
aluvial, dan dimana penyebarannya?
7. Sebutkan faktor-faktor penyebab kerusakan tanah!
8. Jelaskan kerusakan tanah akibat erosi:
a. di
tempat terjadinya erosi
b. di
tempat penerima hasil erosi
9.
Apakah bedanya polusi sedimen dengan polusi
kimia?
10.
Sebutkan metode pengawetan tanah !
KUNCI JAWABAN TUGAS
Pilihan
ganda
1. E
2. E
3. C
4. E
5. A
6. A
7. B
8. E
9. A
10. C
11. A
12. B
13. B
14. A
15. C
16. C
17. A
18. B
19. A
20. A
essay
1. Tanah merupakan
benda fisis merupakan bagian paling atas dari kulit bumi,
sedangkan lahan adalah lokasi tanah di permukaan
bumi terdiri dari lingkungan
fisis dan biotis.
2. Iklim, organisme, bahan induk, topografi, waktu.
3. - Tanah muda : masih tampak pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral
- Tanah tua : terjadi proses perubahan pada horizon A,B
4. Tanah yang berasal dari bahan induk organisme seperti dari hutan rawa, rumput rawa.
5. Gambut ombrogen terletak di dataran pantai berawa
- Gambut topogen terbentuk di daerah cekungan (depresi) antara rawa-rawa
di daerah dataran rendah dengan di pegunungan
6. Jenis tanah masih muda berasal dari bahan induk aluvium, belum mengalami perkembangan.
Penyebaran
di sungai, pantai, daerah cekungan.
7. Kerusakan hutan, proses kimia dan mekanis air hujan, tanah longsor, erosi oleh air hujan,
hilangnya unsur hara.
8. a. kehilangan
unsur hara
- penurunan produktifitas
tanah
- kualitas tanaman menurun
- struktur tanah menjadi rusak
b. - pengendapan
bahan-bahan pestisida dan herbisida sebagai
pencemar
9. Polusi sedimen adalah polusi yang disebabkan oleh pengendapan bahan-bahan batuan yang tererosi sehingga memberikan
dampak negatif. Sedangkan polusi kimia adalah polusi yang disebabkan karena masuknya bahan kimia sehingga
struktur dan komposisi kimianya
berubah dan memberikan dampak negatif.
10.- Vegetatif
-Kimiawi
-mekanik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar