PENGETAHUAN DASAR PEMETAAN
Kompentensi Dasar
3.2
memahami dasar-dasar pemetaan,pengindraan jauh, dan Sistem Informasi Geografis
(SIG)
4.2 membuat peta tematik wilayah provinsi dan/atau salah satu pulau
di Indonesia berdasarkan peta rupa bumi
Tujuan
pembelajaran :
·
Memahami pengetahuan dasar pemetaan
·
Mempraktekan penggunaan peta pada kehidupan
sehari-hari
Kegiatan 1 : mengamati dan berimajinasi
Amati
rute perjalanan dari rumah ke sekolahmu ,kemudian buatlah mentalmap
tersebut dalam bentuk denah. Berawal dari aktivitas tersebut kalian akan memahami pengetahuan dasar peta.
A.
PETA DAN PEMETAAN
I. PENGERTIAN PETA
Pengertian peta secara umum adalah gambaran
dari permukaan bumi yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan
skala tertentu dan dilengkapi simbol sebagai penjelas. Berikut beberapa
pengertian peta dari para ahli.
1. Menurut ICA
(International Cartographic Association)
Peta adalah gambaran atau representasi
unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada
kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya
digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.
2. Menurut
Aryono Prihandito (1988)
Peta merupakan gambaran permukaan bumi
dengan skala tertentu, digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi
tertentu.
3. Menurut Erwin
Raisz (1948)
Peta adalah gambaran konvensional dari
ketampakan muka bumi yang diperkecil seperti ketampakannya kalau dilihat
vertikal dari atas, dibuat pada bidang datar dan ditambah tulisan-tulisan
sebagai penjelas.
4. Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan
Nasional (Bakosurtanal 2005)
Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan
penyajian data kondisi lingkungan, merupakan sumber informasi bagi para
perencana dan pengambilan keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.
II.
FUNGSI DAN TUJUAN PEMBUATAN PETA
Fungsi dan Tujuan Pembuatan Peta, antara lain untuk:
1. Menunjukkan posisi atau lokasi relative
(letak suatu tempat dalam hubungannya dengan tempat lain) di permukaan bumi.
2. Memperlihatkan ukuran, karena melalui peta dapat
diukur luas daerah dan jarak – jarak di atas permukaan bumi.
3. Memperlihatkan atau menggambarkan bentuk –
bentuk permukaan bumi sehingga dimensi dapat terlihat dalam peta.
4. Menyajikan data tentang potensi suatu
daerah
5. Mengkomunikasikan informasi ruang
6. Menyimpan informasi
7. Membantu suatu pekerjaan, misalnya untuk
kontruksi jalan, navigasi, atau perencanaan
8. Membantu dalam pembuatan suatu desain,
misalnyadesain jalan
9. Menganalisis data spasial, misalnya
perhitungan volume
III.
MACAM – MACAM PETA
Macam – Macam Peta
1. Ditinjau dari jenisnya
a. Peta foto yaitu peta yang dihasilkan dari
mozaik foto udara atau ortofoto yang dilengkapi garis kontur, nama, dan
legenda.
b. Peta garis yaitu peta yang menyajikan
detail alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.
2. Ditinjau dari skalanya
a. Peta kadaster, berskala 1:100 s/d 1:5.000.
Peta semacam ini terdapat di Departemen Dalam Negeri yang dipakai untuk
menggambarkan peta – peta tanah dan peta dalam sertifikat tanah.
b. Peta skala besar, berskala 1:5.000 s/d
1:250.000. Peta yang skalanya besar digunakan untuk menggambarkan wilayah –
wilayah yang relative sempit, misalnya peta Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.
c. Peta skala sedang, berskala 1:250.000 s/d
1:500.000. Peta berskala ini digunakan untuk menggambarkan daerah – daerah yang
agak luas, misalnya peta regional Jawa Tengah, peta Provinsi Maluku.
d. Peta skala kecil, berskala 1:500.000 s/d
1:1.000.000. Skala seperti ini dipergunakan untuk menggambarkan daerah – daerah
yang cukup luas biasanya berupa Negara, misalnya peta Republik Indonesia Tahun
2005.
e. Peta skala geografis, berskala lebih kecil
dari 1:1.000.000, biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kelompok Negara,
benua, atau dunia.
3. Ditinjau dari informasinya
a. Peta Umum / Peta Ikhtisar, adalah peta yang
menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah.
b. Peta Khusus / Peta Tematik, yaitu peta yang
menggambarkan kenampakan – kenampakan tertentu di permukaan bumi. Contoh: Peta
kepadatan penduduk, Peta geologi, Peta air tanah.
IV.
UNSUR – UNSUR KELENGKAPAN PETA
Syarat –syarat pembuatan peta yang baik dan
benar (triks mengingat ACEE)
1. Arah ,arah dipeta sama dengan arah sebenarnya di lapangan
2. Conform, bentuk dipeta sama dengan bentuk sebenarnya di
lapangan
3. Equidistant ,jarak dipeta sama dengan jarak di lapangan
4. Equivalent ,luas dipeta sama dengan luas sebenarnya di
lapangan
Unsure-unsur peta meliputi ;
1. Judul Peta. Judul peta merupakan
pencerminan isi dan tipe peta.
2. Garis Astronomis ,meliputi garis lintang
dan garis bujur.
3. Inset. Inset menunjukkan lokasi daerah yang
dipetakan pada kedudukannya dengan daerah sekitar yang lebih luas.
4. Garis tepi peta
5. Skala Peta. Skala merupakan angka yang
menunjukkan perbandingan jarak di peta dengan jarak sesungguhnya.
6. Sumber peta. Untuk Negara Indonesia, badan
yang memiliki fungsi dan tugas menyediakan peta dasar adalah Bakosurtanal
(Badan koordinasi survei dan pemetaan nasional).
7. Tahun pembuatan
8. Mata Angin
9. Simbol Peta. Simbol – simbol pada peta
dapat dikelompokkan sebagai berikut. Simbol titik, simbol garis, simbol area.
10. Warna peta
11. Legenda adalah keterangan dari simbol – simbol peta
yang digunakan agar lebih mudah dipahami pembaca.
12. Lettering adalah semua tulisan dan angka –
angka yang tertera dalam suatu peta.
Ø Kegiatan 2 : mencoba
Setelah memahami unsure –unsur peta cobalah
tentukan skala berdasarkan pengukuran
di lapangan di buku tugasmu.
V.
PENGUKURAN PETA
Untuk memperbesar dan memperkecil peta ,dapat di lakukan dengan cara:
Metode peta,fotografi,camera lucida
,pantograph dan fotokopi.
Membuat Peta Berdasarkan Hasil Pengukuran
Jarak dan Arah
a. Pengukuran Jarak
Pengukuran jarak dapat di lakukan dengan alat yaitu
kompas,balok ukur ,meteran dan theodolite.Adapun pengukuran jarak dipeta dapat
menggunakan skala dengan mengkonversikan jarak dip eta dengan jarak di
lapangan.
Rumus : skala kontur, kontur interval, dan kemiringan
lereng
Kontur adalah garis yang menunjukkan ketinggian yang
sama, Garis kontur biasanya terdapat pada peta topografi.
Ciri-ciri kontur:
1.
tidak
berpotongan
2.
satu
garis menunjjukan satu ketinggian
3.
garis kontur
rapat = lereng terjal/curam
4.
garis
kontur renggang = lereng landai
5.
angak
kontur menunjukkan interval (CI)
6.
angka
kontur dalam satuan meter
7.
lereng
terjal cocok untuk wilayah konservasi/hutan dan PLTA
8.
lereng
landai cocok untuk wilayah pemukiman, pertanian, dan jalur pendakian
Peta topografi merupakan peta yang menggambarkan kenampakan tinggi rendah
permukaan bumi. Dalam peta topografi simbol yang sering dijumpai adalah garis
kontur yang membedakan jarak antar ketinggian. Kali ini saya akan membahas tentang
salah satu cara menghitung derajat kemiringan lereng pada peta topografi.
Jika diketahui di soal terdapat peta topografi sebagai berikut
Jika
jarak x dan y pada peta adalah 5 cm, Berapakah derajat kemiringan lerengnya?
Untuk
menjawab soal tersebut ada beberapa tahapan yaitu:
1. Karena
belum ada skala peta maka kita cari dulu skalanya dengan rumus Ci
(Contour Interval). Ci pada
peta adalah 50 m
Ci = 1/2.000 x penyebut skala
50 =
1/2.000 x penyebut skala
penyebut
skala = 2.000 x 50
penyebut
skala = 100.000
jadi
skala peta tersebut adalah 1 : 100.000 m, jadi kalo dalam cm menjadi 1 :
10.000.000 cm
2.
Menentukan jarak di sebenarnya antara x dan y
Jarak
sebenarnya = skala x jarak peta
Jarak di
peta adalah 5 cm berarti 5 x 10.000.000 cm = 50.000.000 cm = 500.000 m
3.Menentukan
selisih tempat x dan y
Di peta x
= 900 m y = 800 m, jadi 900 -800 = 100 m
4.
Menghitung derajat kemiringan lereng
Kemiringan
x-y = beda tinggi x-y/jarak di lapangan x 100
=
100/500.000 x 100
= 0,02 %
5. Membandingkan dengan peta lain yang luasnya
sama dan sudah ada skalanya.
berapa
skala peta 1 …?
P2=d1/d2xP1
P2 =20/2,5 x400.000
=3.200.000
6. Menghitung skala peta
Jarak kota D - E adalah 320 km. Jika jarak kota
D - E pada peta 8 cm. Tentukan skala peta !
Jawaban
Untuk mencari skala peta, maka gunakan rumus segitiga ajaib seperti di bawah ini.
Untuk mencari skala peta, maka gunakan rumus segitiga ajaib seperti di bawah ini.
Diketahui jarak sebenarnya = 320 km =
32.000.000 cm (jarak harus dirubah menjadi cm)
Jarak pada peta = 8 cm
Ditanyakan skala?
S = JP : JB
S = 8 : 32.000.000
S = 1/4.000.000
Jadi skala peta = 1 : 4.000.000
b. Pengukuran Arah
1.
|
Contoh: Hasil pengukuran besar sudut ß adalah 46°,
maka arah B dilihat dari A adalah U 46° T. Artinya arah posisi B dilihat dari A
adalah 46° dari arah utara menuju ke timur.
2. Penentuan arah model azimuth.
Pengukuran arah dengan kompas dimulai dari utara
kompas sebagai 0° dan dihitung
searah
jarum jam sampai 360°.
Contoh: E dilihat dari U, kompas menunjukkan 110°
berarti magnetic azimuth E dilihat dari U = 110°
Ø Kegiatan 3 :Diskusi
Buatlah kelompok yang beranggotakan 4-6
orang,kemudian diskusikan cara menggambar peta dari globe ,presentasikan di
depan kelas dan buatlah contohnya.
VI.
PROYEKSI PETA
Proyeksi peta adalah suatu pemindahan garis paralel dan meridian dari
bentuk permukaan yang lengkung /bola pada bidang datar .
Jenis-jenis proyeksi peta :
1. Menurut bidang proyeksinya
a. SiLinder /tabung
b. Conic/ kerucut
c. Azimuthal/zenithal :
orthografik,stereografik,gnomonik
2. Menurut sifat aslinya
a. Conform (equal form atau orthomorphic)
b. Equivalent (equal area)
c. equiditance
3. Menurut sumbu simetrinya
a. Normal
b. Oblique(miring)
c. Transversal
A.
PENGINDERAAN JAUH
I.
PENGERTIAN PENGINDRAAN JAUH (INDRAJA)
Menurut Lillesand dan Keifer,
indraja adalah ilmu atau teknik dan seni untuk mendapatkan informasi tentang
objek / wilayah / gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dari
suatu alat tanpa berhubungan langsung dengan objek/ wilayah / gejala yang
sedang dikaji.
II. KOMPONEN INDRAJA
- Sumber Tenaga
Tenaga alamiah adalah sinar
matahari, sedangkan tenaga buatan adalah berupa gelombang mikro (dari baterai /
blitz dll). Fungsi tenaga tersebut adalah menyinari objek permukaan bumi dan
memantulkannya pada sensor.
- Atmosfer
Molekul-molekul gas yang
terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan, dan melewatkan
radiasi elektromagnetik. Oleh karena itu, di dalam indraja terdapat
istilah jendela atmosfer, yaitu bagian spectrum gelombang elektromagnetik
yang dapat mencapai bumi..
- Interaksi Antara Tenaga dan Objek
Interaksi antara tenaga dan
objek dapat terlihat pada ronayang dihasilkan. Objek yang mempunyai
daya pantul tinggi akan terlihat cerah pada citra, sedangkan objek yang daya
pantulnya rendah akan terlihat gelap pada citra. Contohnya, batu gamping yang
mempunyai daya pantul tinggi akan terlihat lebih cerah daripada batu granit
yang mempunyai daya pantul rendah.
- Sensor
Sensor merupakan alat pemantau
yang dipasang pada wahana, baik pesawat maupun satelit. Berdasarkan proses
perekamannya, sensor dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sensor fotografik dan
sensor elektronik.
1) Sensor fotografik
merekam objek melalui proses kimiawi yang dapat dipasang pada pesawat udara
maupun satelit (menggunakan negatif film). Sensor fotografik itu menghasilkan
foto.
2) Sensor elektronik
merupakan sensor yang bekerja secara elektrik dalam bentuk sinyal. Sinyal
elektrik yang direkam pada pita magnetic selanjutnya dapat diproses menjadi
data visual atau digital dengan menggunakan computer.
- Wahana
Wahana adalah kendaraan yang
digunakan untuk membawa sensor guna mendapatkan data indraja. Berdasarkan
ketinggian peredaran dan tempat pemantulannya di angkasa, wahana dapat di
bedakan menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
1) Pesawat terbang rendah
sampai menengah, yaitu pesawat yang ketinggian pendaratannya antara 1.000 m dan
9.000 m di atas permukaan bumi.
2) Pesawat terbang tinggi,
yaitu pesawat yang ketinggian peredarannya lebih dari 18.000 m di atas permukaan
bumi.
3) Satelit, yaitu wahana
dengan 900 km di atas permukaan bumi.
- Perolehan Data (citra)
Data indraja diperoleh dengan
cara manual atau dengan cara numeric (digital). Secara manual dan
diperoleh melalui interpretasi citra. Guna melakukan interpretasi citra secara
manual diperlukan alat Bantu yang dinamakan steroskop. Steroskop
dapat digunakan dengan menggunakan computer.
- Pengguna Data
Pengguna data merupakan komponen
yang penting dalam sistim indraja, yaitu orang atau lembaga yang memanfaatkan
informasi hasil indraja.
Skema Proses
Penginderaan Jauh
III.
CITRA
Citra merupakan gambaran yang
terekam oleh kamera atau sensor. Data indraja juga berupa data visual yang pada
umumnya dianalisis secara manual.
Data visual dibedakan menjadi
dua, yaitu data citra dan data noncitra. Data citra dalah berupa gambaran yang
mirip dengan wujud aslinya atau minimal berupa gambaran planimetri. Data
noncitra pada umumnya berupa garis atau grafik.
Citra indraja adalah gambaran
suatu gejala atau objek sebagai hasil rekaman dari sebuah sensor, baik dengan
cara optic, elekrooptik, maupun elektronik. Citra dibedakan menjadi dua, yaitu
citra foto (photographic image) atau foto udara dan citra nonfoto (nonphotographic
image)
1. Citra Foto
Citra foto adalah gambaran suatu
gejala di permukaan bumi sebagai hasil pemotretan dengan menggunakan kamera.
Citra foto dibedakan atas dasar
spectrum elektromagnetik yang digunakan, posisi sumbu kamera, sudut liputan
kamera, jenis kamera, wahana yang digunakan, dan system wahananya.
a. Spektrum Elektromagnetik yang
Digunakan
Berdasarkan spectrum
elektromagnetik yang digunakan, citra foto dibedakan menjadi 5 jenis, yaitu
sebagai berikut.
1) Citra foto ultraviolet,
yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum ultraviolet.
2) Citra foto ortokromatik,
yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum tampak dari warna biru
hingga sebagian warna hijau.
3) Citra foto pankromatik,
yaitu citra foto yang dibuat demgan menggunakan seluruh spektrum tampak.
4) Citra inframerah asli,
yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spektrum inframerah.
5) Citra foto inframerah
modifikasi, yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan spectrum tampak
dari warna merah dan sebagian warna hijau.
b. Posisi Sumbu Kamera
Berdasarkan posisi sumbu kamera
terhadap permukaan bumi citra foto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu citra
foto vertical dan citra foto condong.
1) Citra foto vertikal,
yaitu citra foto yang dibuat dengan posisi sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan
bumi. kemiringan sumbu kamera sebesar 10 - 40
2) Citra foto condong,
yaitu citra foto yang dibuat dengan posisi sumbu kamera miring, umumnya
membentuk sudut sebesar 100 atau lebih. Citra foto condong
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Citra foto agak condong,
yaitu apabila cakrawala tidak tergambar pada citra foto
b) Citra foto sangat
condong, yaitu apabila cakrawala tergambar tergambar pada citra foto.
c. Sudut Liputan Kamera
Berdasarkan sudut liputan
kamera, citra foto dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu sudut kecil, sudut normal,
sudut lebar, dan sudut sangat lebar.
Table, Jenis Citra Foto
Berdasarkan Sudut Liputan
Jenis Kamera
|
Sudut Liputan
|
Jenis Foto
|
Sudut kecil
(narrow angel)
|
<>0
|
Sudut kecil
|
Sudut normal
(normal angel)
|
600 – 750
|
Sudut normal/ sudut standar
|
Sudut lebar
(wide angel)
|
750 – 1000
|
Sudut lebar
|
Sudut sangat lebar
(super-wide angel)
|
> 1000
|
Sudut sangat lebar
|
d. Jenis Kamera
Berdasarkan kamera yang
digunakan, citra foto dibedakan menjadi dua jenis, yaitu citra foto tunggal dan
citra foto jamak.
1) Citra foto tunggal,
yaitu citra foto yang dibuat dengan kamera tunggal. Oleh karena itu, setiap
objek hanya tergambar dalam satu lembar foto.
2) Citra foto jamak, yaitu
citra foto yang dibuat pada saat yang sama dan menggambarkan objek liputan yang
sama.
Foto jamak dibuat dengan 3 cara,
yaitu sebagai berikut.
a) Multikamera, yaitu
menggunakan beberapa kamera yang masing-masing diarahkan ke satu objek.
b) Kamera multilensa, yaitu
satu kamera dengan beberapa lensa.
c) Kamera tunggal berlensa
tunggal dengan pengurai warna.
e. Warna yang Digunakan
Berdasarkan warna yang
digunakan, citra foto berwarna dibedakan menjadi 2, yaitu citra foto warna asli
(true color) dan citra foto warna semua (false color).
f. Sistem Wahana
Berdasarkan wahana yang digunakan,
citra foto dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu citra foto udara dan citra foto
satelit.
1) Citra foto udara, yaitu
citra foto yang dibuat dengan menggunakan wahana yang bergerak di udara,
contohnya laying-layang, balon udara, dan pesawat terbang.
2) Citra foto satelit,
yaitu citra foto yang dibuat dengan menggunakan wahana yang bergerak di ruang
angkasa, umumnya satelit.
2. Citra Nonfoto
Citra nonfoto adalah gambar atau
citra tentang suatu objek yang dihasilkan oleh sensor bukan kamera dengan cara
memindai (scanning). Citra nonfoto dibedakan atas dasar spectrum
elektromagnetik yang digunakan, sensor yang digunakan, dan wahana yang
digunakan.
a. Spektrum Elektromagnetik
yang Digunakan
Berdasarkan spektrum
elektromagnetik yang digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
citra inframerahtermal, citra radar, dan citra gelombang mikro.
1) Citra inframerah termal,
yaitu citra yang dibuat dengan menggunkan spectrum inframerah termal.
2) Citra radar, yaitu citra
yang dibuat dengan menggunakan spectrum gelombang mikro dan sumber tenaga
buatan.
3) Citra gelombang mikro,
yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan spectrum gelombang mikro.
b. Sensor yang Digunakan
Berdasarkan sensor yang
digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, yaitu citra tunggal dan citra
multispektral.
1) Citra tungal, yaitu
citra yang dibuat dengan dengan menggunakan sensor tunggal.
2) Citra multipektral,
yaitu citra yang dibuat dengan menggunakan sensor saluran jamak.
c. Wahana yang Digunakan
Berdasarkan wahana yang
digunakan, citra nonfoto dibedakan menjadi 2, yaitu citra dirgantara dan citra
satelit.
1) Citra dirgantara, yaitu
citra yang dibuat dengan menggunakan wahana yang beroperasi di udara atau
dirgantara
2) Citra satelit, yaitu
citra yang dibuat dengan menggunakan wahana yang beroperasi di antariksa.
Citra Foto Dengan Citra Nonfoto
No
|
Variabel Pembeda
|
Jenis Citra
|
|
Citra Foto
|
Citra Nonfoto
|
||
1
|
Sensor
|
Kamera
|
Nomkamera, atas dasar pemindaian (scaning).
Kamera yang detektornya bukan film
|
2
|
Detektor
|
Film
|
Pita magnetic, termistor, foto konduktif, foto voltaic, dan sebagainya
|
3
|
Proses perekaman
|
Fotografi/kimiawi
|
Elektronik
|
4
|
Mekanisme Perekaman
|
Serentak
|
Parsial
|
5
|
Spektrum Elektromagnetik
|
Tampak dan Perluasannya
|
Tampak dan perluasannya, termal, serta gelombang mikro.
|
IV. INTERPRETASI CITRA
Interpretasi citra adalah
kegiatan menafsir, mengkaji, mengidentifikasi, dan mengenali objek pada citra,
selanjutnya menilai arti penting dari objek tersebut. Di dalam interpretasi
citra terdapat 2 kegiatan utama, yaitu pengenalan benda (objek) dan pemanfaatan
informasi.
1. Unsur Interpretasi Citra
a. Rona dan Warna
Rona adalah tingkat kecerahan
atau kegelapan suatu objek yang terdapat pada citra.
b. Bentuk
Bentuk mencerminkan konfigurasi
atau kerangka objek, baik bentuk umum (shape) maupun bentuk rinci (form)
untuk mempermudah pengenalan benda. Contoh pengenalan bentuk objek yang
terdapat pada foto adalah sebagai berikut.
1) Stadion olah raga pada
umumnya berbentuk lingkaran atau pesegi panjang.
2) Bangunan sekolah pada
umumnya terlihat berbentuk seperti huruf I, U, L, atau persegi panjang.
c. Ukuran
Termasuk dalam unsur ukuran
adalah jarak, luas, volume, ketinggian tempat, dan kemiringan. Ukuran dapat
mencirikan objek sehingga menjadi pembeda dengan objek sejenis yang lain. Contohnya,
ukuran rumah pemukiman berbeda dengan kantor atau daerah industri. Ukuran objek
yang ada pada foto udara dpat diketahui dengan membandingkan skala foto udara.
Cara menghitung Skala Foto Udara
contoh:
Suatu wilayah daratan akan dibuatan foto udara dengan pesawat terbang. Tinggi pesawat terbang adalah 5.000 mdpl. Daerah yang difoto berada pada ketinggian 400 mdpl. Berapa skala foto udara yang akan dihasilkan apabila menggunaka fokus kamera 250 mm?
contoh:
Suatu wilayah daratan akan dibuatan foto udara dengan pesawat terbang. Tinggi pesawat terbang adalah 5.000 mdpl. Daerah yang difoto berada pada ketinggian 400 mdpl. Berapa skala foto udara yang akan dihasilkan apabila menggunaka fokus kamera 250 mm?
skala foto udara =
fokus kamera (f)
tinggi pesawat
(H) - tinggi objek (h)
=
250
5.000 - 400
= 250 / 4.600
= 4.600 / 250
(skala = pembagian dibalik)
= 1 : 1.840
jadi, skala foto udara yang dihasilkan adalah
1:1.840
d. Tekstur
Tekstur adalah frekuensi
perubahan atau pengulangan rona pada citra. Tekstur dibedakan menjadi tiga
tingkatan, yaitu halus, sedang, dan kasar. Contohnya, hutan bertekstur kasar,
belukar bertekstur sedang, sedangkan semak-semak bertekstur halus.
e. Pola
Pola adalah kecenderungan bentuk
suatu objek, misalnya pola aliran sugai, pola permukiman penduduk, dan pola
jaringan jalan
f. Bayangan
Bayangan yang berbentuk pada
suatu objek sangat dipengaruhi oleh arah datangnya sinar Matahari. Apabila
pemotretan dilakukan pada pagi hari, bayangan objek ada di sebelah barat. Dan sebaliknya
g. Situs
Situs adalah tempat kedudukan
suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya. Contohnya, daerah persawahan
terdapat di dataran rendah, sedangkan permukiman penduduk biasanya memanjang mengikuti
jalan, sungai, atau pantai.
h. Asosiasi
Asosiasi adalah hubungan antara
suatu objek dan objek lain di sekitarnya. Misalnya, perkampungan biasanya dekat
dengan jalan dan lahan pekarangan yang ditumbuhi tanaman.
V.
LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENDAPATKAN DATA INDRAJA:
1. Deteksi
Mendeteksi objek yang terekam
pada foto udara maupun foto satelit
2. Identifikasi
Mengidentifikasi objek
berdasarkan :
a. ciri spektral (ciri yang
dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan benda).
b. ciri spasial (ciri yang
terkait dengan ruang misal bayangan, bentuk, asosiasi, pola, bentuk dan
ukuran).
c. ciri temporal (ciri yang
terkait dengan umur obyek dan waktu saat perekaman)
3. Pengenalan
Pengenalan objek dilakukan untuk
mengklasifikasikan objek yang tampak pada citra berdasarkan pengetahuan
tertentu.
4. Analisis
Analisis bertujuan untuk
mengelompokkan objek yagn mempunyai cirri-ciri yang sama.
5. Deduksi
Deduksi merupakan pemrosesan
citra berdasarkan objek yang terdapat pada citra kea rah yang lebih khusus.
6. Klasifikasi
Klasifikasi meliputi deskripsi
dan pembatasan (delineasi) dari objek yang terdapat pada citra.
7. Idealisasi
Idealisasi merupakan penyajian
hasil interpretasi citra ke dalam bentuk peta yang siap pakai.
VI.
MANFAAT INDRAJA
Tujuan utama indraja adalah
merekam objek untuk mengumpulkan data sumber daya alam dan lingkungan. Hingga
saat ini indraja semakin banyak dimanfaatkan, antara lain karena alas an-alasan
berikut ini.
1.
Citra menggambarkan objek dipermukaan bumi
dengan wujud dan letak objek mirip yang sebenarnya, gambar relatif lengkap,
liputan daerah yang luas, dan sifat gambar yang permanen.
2.
citra tertentu dapat memberi gambar tiga
dimensi jika dilihat dengan menggunakan stereoskop. Gambar tiga dimensi itu
sangat menguntungkan, antara lain karena menyajikan model objek (medan) yang
jelas, relative lebih jelas, memungkinkan pengukuran beda tinggi, memungkinkan
pengukuran lereng, dan memungkinkan pengukuran volume.
3.
citra dapat menggambarkan benda yang tidak
tampak sehingga dimungkinkan pengenalan objeknya. Sebagai contoh adalah
terjadinya kebocoran pipa bawah tanah.
4.
citra dapat dibuat secara cepat meskipun
pada daerah yang sulit ditempuh melalui daratan, contohnya hutan, rawa, dan
pegunungan.
5.
citra sebagai satu-satunya cara untuk
pemetaan daerah bencana.
Ø Kegiatan 4 : mempraktekan
Gambarlah peta temati curah hujan di daerahmu dan Siapkan contoh hasil penginderaan jauh kemudian lakukan interpretasi citra dan susunlah dalam bentuk makalah.
B.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
I.
PENGERTIAN SIG
Definisi SIG adalah suatu sistem yang bertugas
mengumpulkan, mengelola, dan menyajikan data atau informasi yang berkaitan
dengan geografi. Data tersebut memuat data atau fakta permukaan bumi secara
lengkap, misalnya keadaan geologi, topografi, jenis tanah, hidrologi, iklim,
dan budaya.
Menurut beberapa pakar, ada beberapa pengertian
SIG.
· SIG adalah
sistem yang terdiri atas perangkat keras, perangkat lunak, dan data manusia
organisasi dan lembaga yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan,
menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi mengenai daerah-daerah di
permukaan bumi (Chrisman:97).
· SIG adalah
teknologi informasi yang dapat menganalisis, menyimpan, dan menampilkan baik
data spasial maupun nonspasial (Guo:20).
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan,
memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis.
II.
PENGELOLAAN SIG
Cara pengelolaan SIG sebagai suatu sistem pada
prinsipnya terdiri atas tiga subsistem.
a.
Subsistem masukan (input subsystem), yaitu
pengumpulan data objek material geografi yang mendukung dan dapat dimasukkan
dalam topik geografi yang akan diinformasikan.
Data tersebut
diolah dan disajikan dalam bentuk peta, bagan, grafik, atau tabel. Input data
SIG diperoleh dari peta, tabel, foto udara, citra satelit, dan hasil survei
lapangan.
b.
Subsistem pengolahan dan penyimpanan data
(processing and storage subsystem), yaitu penyimpanan data yang memungkinkan
untuk dipanggil kembali secara tepat dan akurat.
Adapun data
yang diolah atau dikelola ada dua macam, yaitu,
1). Data keruangan atau data grafis atau data spasial,
2). Data deskriptif atau data atribut.
Pengumpulan data dan pengolahan data geografis dilakukan dengan dua cara yaitu
1). Pengindraan jauh berupa foto udara, citra radar, dan citra satelit.
2). Data teristis (pengukuran langsung di medan atau lapangan) yang tidak dapat dipantau dari jauh, misalnya, kepadatan penduduk dan batas wilayah administrasi.
1). Data keruangan atau data grafis atau data spasial,
2). Data deskriptif atau data atribut.
Pengumpulan data dan pengolahan data geografis dilakukan dengan dua cara yaitu
1). Pengindraan jauh berupa foto udara, citra radar, dan citra satelit.
2). Data teristis (pengukuran langsung di medan atau lapangan) yang tidak dapat dipantau dari jauh, misalnya, kepadatan penduduk dan batas wilayah administrasi.
c.
Subsistem penyajian (output subsystem), yaitu
penyajian semua data atau sebagian data dalam bentuk tabel, peta file
elektronik (digital), dan grafik.
III.
KOMPONEN-KOMPONEN SIG
Komponen Utama SIG dapat dibagi menjadi 3 yaitu
:
1) Perangkat lunak (Software), misalnya : ARC info, ILWIS, ERDAS SPANAS,dll
2) Perangkat Keras (Hardware) ,Contoh nya :digitizer ,plotter,printer,CPU,VDU
dll
3) Intelegensi Manusia (Brainware) sebagai pengelola
3) Intelegensi Manusia (Brainware) sebagai pengelola
IV.
KEUNTUNGAN SIG
Komputerisasi dalam SIG mempunyai keunggulan
yaitu :
a. Pengolahan data lebih mudah dan lebih cepat
b. Jika terjadi kesalahan pada saat input data, data tersebut mudah diperbarui.
c. Jika membutuhkan data yang terdahulu, data yang dimaksud mudah dicari.
d. Data lebih aman karena dapat dikunci dengan kode.
e. Penyimpanan data lebih hemat dan ringkas.
f. Mudah dibawa atau dipindahkan, dan
g. Relatif murah
a. Pengolahan data lebih mudah dan lebih cepat
b. Jika terjadi kesalahan pada saat input data, data tersebut mudah diperbarui.
c. Jika membutuhkan data yang terdahulu, data yang dimaksud mudah dicari.
d. Data lebih aman karena dapat dikunci dengan kode.
e. Penyimpanan data lebih hemat dan ringkas.
f. Mudah dibawa atau dipindahkan, dan
g. Relatif murah
V.
PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
SIG dapat di manfaatkan di berbagai bidang ,di antaranya yaitu :
a. Pemetaan Sumber Daya
Sistem
Informasi Geografis digunakan untuk :
1) Pemetaan Penggunaan lahan
2) Pemetaan lahan hijau yang sangat diperlukan bagi keberadaan lahan pertanian;
3) Pemetaan daerah pasang surut guna mengetahui apakah daerah ini dapat dikembangkan untuk daerah pertanian atau kepentingan lain;
4) Pemetaan geologi yang digunakan untuk kepentingan eksplorasi dan penanggulangan bencana alam.
1) Pemetaan Penggunaan lahan
2) Pemetaan lahan hijau yang sangat diperlukan bagi keberadaan lahan pertanian;
3) Pemetaan daerah pasang surut guna mengetahui apakah daerah ini dapat dikembangkan untuk daerah pertanian atau kepentingan lain;
4) Pemetaan geologi yang digunakan untuk kepentingan eksplorasi dan penanggulangan bencana alam.
b.
pertanian
dan Kehutanan
Sisitem
Informasi Geografis digunakan untuk :
1) Inventarisasi tanaman pangan, berkaitan dengan informasi luas lahan pertanian dan tanaman pangan, luas lahan yang baik dan yang rusak;
2) Pemantauan perubahan penggunaan lahan;
3) Inventarisasi tanaman perkebunan;
4) Inventarisasi dan pemantauan hutan yang diperlukan untuk perencanaan reboisasi, perluasan hutan, pencegahan terhadap kerusakan hutan atau pengrusakan hutan;
5) Inventarisasi lahan krisis, karena hampir setiap tahun lahan kritis semakin bertambah luas dan kesuburan tanah semakin menurun;
6) Inventarisasi tanaman sagu;
1) Inventarisasi tanaman pangan, berkaitan dengan informasi luas lahan pertanian dan tanaman pangan, luas lahan yang baik dan yang rusak;
2) Pemantauan perubahan penggunaan lahan;
3) Inventarisasi tanaman perkebunan;
4) Inventarisasi dan pemantauan hutan yang diperlukan untuk perencanaan reboisasi, perluasan hutan, pencegahan terhadap kerusakan hutan atau pengrusakan hutan;
5) Inventarisasi lahan krisis, karena hampir setiap tahun lahan kritis semakin bertambah luas dan kesuburan tanah semakin menurun;
6) Inventarisasi tanaman sagu;
c. Transmigrasi
Sistem
Informasi Geografis digunakan untuk :
1) Pemilihan lokasi transmigrasi agar daerah yang dipilih benar-benar cocok untuk pemukiman para transmigran;
2) Perencanaan waktu pemindahan penduduk yang tepat sesuai dengan keadaan daerah yang akan didatangi;
3) Perencanaan pembuatan jaringan jalan dan irigasi;
1) Pemilihan lokasi transmigrasi agar daerah yang dipilih benar-benar cocok untuk pemukiman para transmigran;
2) Perencanaan waktu pemindahan penduduk yang tepat sesuai dengan keadaan daerah yang akan didatangi;
3) Perencanaan pembuatan jaringan jalan dan irigasi;
d. Lingkungan Hidup
Sistem
Informasi Geografis digunakan untuk :
1) Perencanaan kota yang berkaitan dengan tata ruang;
2) Pemantauan tehadap pencemaran lingkungan hidup;
1) Perencanaan kota yang berkaitan dengan tata ruang;
2) Pemantauan tehadap pencemaran lingkungan hidup;
e. Pemantauan Bencana Alam
SIG dengan
bantuan pengideraan jauh yang multitemporal dan multispektral dapat digunakan
untuk menginventarisasi, mengevaluasi dan memantau bencana alam, seperti gunung
meletus, gempa bumi, kebakaran hutan, dan serangan hama.
f. Perencanaan dan Pemantauan Daerah Pantai dan Laut
Sistem
Informasi Geografis digunakan untuk :
1) Pencarian lokasi ikan laut;
2) Pantaua perubahan garis pantai dan daerah abrasi;
3) Pantauan proses-proses yang terjadi di laut, seperti pengangkatan arus dan intrusi air laut.
1) Pencarian lokasi ikan laut;
2) Pantaua perubahan garis pantai dan daerah abrasi;
3) Pantauan proses-proses yang terjadi di laut, seperti pengangkatan arus dan intrusi air laut.
Daftar pustaka
Bintarto
,R dan S.Hadisumarno ,1979 .Metode Analisa geografi .Jakarta : LP3ES
Daljoeni.N.1987.Pokok-pokok
Geografi Manusia .Bandung :Alumni
AryonoPrihandito (1989) Kartografi
Yogyakarta : Mitra Gama Widya
K.Wardiyatmoko dan Prof. H. R. Bintarto, Geografi SMA, Jakarta, Erlangga.
Yusman Hestiyanto. Bianglala Geografi, Bogor, Yudhistira
Yulmadia Yulir. Geografi 1. Jakarta. Bumi Aksara.
Prahasta Eddy (2001). Konsep-KonsepdasarSistemInformasiGeografi.
Bandung Informatika
izin copy
BalasHapusOK
Hapusijin menyalin bu, thanks.
BalasHapusok
Hapusizin copy ya
BalasHapusok
BalasHapusmohon ijin copy dan share, terima kasih.
BalasHapusOK,Sama -sama dan salam kenal juga
BalasHapusok
BalasHapus